Cewek
Tomboy Memendam Cinta
Pagi itu waktu aku dan
sahabat-sahabatku di kelas kita sedang duduk dan berincang-bincang bersama.
“Cinta? Apa itu? Semacam
kue talam kah?” tanyaku sinis pada kedua sahabatku.
PLAKK!! Sebuah tangan jatuh dibahuku.
“Kau ini ! selalu saja, jika di tanya soal
cinta kau selalu jawab tak jelas seperti itu!” seru mereka tak terima.
“Kau tahu, aku paling
benci bila dikait-kaitkan dengan hal yang berlambang hati itu.” Jelasku. Aku
memang kesal padanya. Bagaimana tidak ? Setiap aku dan mereka bertemu, selalu
saja itu yang dibahas. Apalagi kalau bukan tentang C-I-N-T-A. “Kau tahu kan ?
Aku belum kepikiran soal cinta. Cukup saja kusimpan cerita itu dari pada aku
harus tersakiti.” Kataku sekali lagi. Kini ayu dan dara terdiam. Agaknya dia
memahami kata-kataku.
“Benar juga.” Gumamnya.
“Oke, Thanks for your help !” dia meninggalkan
aku terlantar didepan kelas.
Aku menghela napas, mengapa selalu ada kata
cinta itu sih? Jatuh cinta itu memang hal lumrah. Tapi harus mengerti situasi
dan kondisinya terlebih dahulu dong! Cinta kan, bukan satu-satunya hal yang
bisa menenangkan pikiran kita jika sedang bersedih. Menurutku, lebih baik aku
mengikuti sepak bola full time dari pada harus merasakan jatuh cinta. Mungkin
pemikiranku ini bodoh, karena sebelumnya aku belum pernah jatuh cinta!
Lamunanku dibuyarkan dan diganti oleh sosok
laki-laki didepan mata. “Gilang pamungkas ?” tanyaku. Cowok yang baru aku kenal dari kelas 7F kini
di kelas 9F.
“Luna
sebaiknya nanti kita harus latihan bulutangkis untuk “Bupati Cup.” Aku Cuma
mengangguk.
“Tolong kamu
siapkan satelkook dan kasih tau anak” untuk latihan .” katanya sambil menepuk
bahuku dan berlalu.
Beberapa jam
kemudian..
Aku lupa!
Aku harus menyiapkan latihan untuk “Bupati Cup.” Mungkin karena ayu dan dara si
cewek cantik dan populer yang tak lain sahabatku sendiri. Gara-gara soal cinta
tadi aku sempet tak fokus jadinya. Huh!.
Sepulang
sekolah Aku
segera bersiap untuk memulai latihan bulutangkis, Aku mengayuh sepeda menuju
ke
tempat latihan.
Beberapa
waktu kemudian...
setelah selesai latihan bulutangkis aku
berkumpul bersama tiga cowok beken.
“Luna, sejak kapan kamu tomboy seperti ini?”
tanya noval
“Mungkin
sejak aku kecil, karena ku mencintai dunia Olahraga.” Jawabku.
Seketika itu
Gilang seperti tersedak makanan. “Luna Tomboi? Emang iya?”.
“Haduh kau ini! tak perlu kau tanya, pasti kau tahu
sendiri. Walaupun dia berjilbab namun penampilannya tomboi. Apa kau tak
menyadarinya? Dunia olahraga apa aja dia bisa melakukannya seprti, sepak bola,
Bola basket dll.” jawab Nasrul yang sudah mengenalku sejak lama.
“Mungkin karena kau baru
mengenalku jadi kau belum tahu.” Kataku.
Sekarang aku
bingung mengapa aku bebincang-bincang tentang aku bersama tiga cowok beken ini?
Setelah itu, aku pulang dan meninggalkan tiga cowok beken itu.
Sampai rumah pukul 16.30 WIB.
Aku menghempaskan tubuhku di tempat tidur. Letih rasanya, tapi masih untung
letih karena tugas atau latihan ini dari pada galau karena cinta. Cinta lagi,
*nah lho (?)
Tiba-tiba handphone ku
bergetar ada sms masuk dengan nomer ang tidak aku kenal. Begini isinya :
“Selamat malam cewek tomboi ”.
Aku langsung membalasnya...
Aku : maaf ini siapa ya?
(?) : Gilang Pamungkas
Ternyata ini anak. Lumayan punya teman sms an.
Gilang : Gimana tadi latihan bulutangkis nya?
Luna : Udah deh, lagi males mikirin itu. Capek plus seteres! -__-“
Gilang : Kasihan deh, cewek tomboi nya lagi capek :p
Lunai : Peduli amat kamu sama aku?
Gilang : Kan aku care sama kamu
Luna : Ah, kamu bisa aja. *Meluk guling*
Gilang : Yehh, guling kok dipeluk, mendingan kan aku yang dipeluk
Luna : Ahh, kamu bikin aku klepek-klepek?
Gilang : Kamu jangan klepek-klepek kayak ikan kurang air, ntar cantiknya ilang
loh
Luna : Kamu bikin aku jadi makin nge-fly?
Gilang : Jangan terbang dong ntar kan aku bisa merana karena kehilangan kamu
Idihh ini anak. Buat aku kehipnotis akan
kata-katanya. Sebenarnya aku paling benci digombali apalagi sama cowok. Tapi
entah kenapa, aku menikmatinya dan makin diam terpaku. Biasanya, kalau ada yang
begitu, aku nggak segan-segan memarahinya. Tapi mengapa ini tidak?
Mulai hari itu juga, aku makin penasaran
denganGilang. Aku merasa aneh dengan sikapku sendiri. Sejak itu pula, aku nggak
bisa tidur. Fikiranku selalu terbayang tentangGilang Pamungkas. Ada apa dengan
dia? Ada apa juga dengan diriku? Rasanya aku ingin bertanya tentang masalah
ini. Dan aku sudah menemukan siapa orangnya.
“Hai !” Sapaku pada kedua sahabatku.
“Hai, tumben amat. Ada apa? Tanya ayu
“umm, aku mau tanya. Jatuh cinta itu seperti
apa sih?
“HWAA ! APA? Luna jatuh cinta?” Mereka berdua
mengejek ku
“Aku cuman tanya!” Seruku
“Coba aja sendiri. Rasanya itu tidak bisa di
lukiskan dengan kata-kata!” jawab mereka sambil pergi. Aku jadi makin penasaran. What The Meaning of Affection?
Malam harinya aku meng-sms
Gilang dan bertanya akan kejadian aneh yang ku alami belakangan ini.
Luna : Jatuh cinta itu seperti apa sih?
Gilang : Ecieee, ada yang lagi kasmaran nih coba aja kamu rasakan sendiri
Luna : Seperti tidak bisa tidur dan kepikiran dia terus?
Gilang : Nah, itu salah satunya (y)
Luna : Aku nggak lagi kasmaran kok. Cuma nanya doang?
Gilang : Emang belum pernah?
Luna : Belum. Maka nya aku tadi tanya kamu. Kamu pernah ngerasain cinta? Udah
pernah pacaran juga?
Gilang : Wahh, ya sudahlah :p Kamu juga pernah
pacaran?
Luna : Ngerasain jatuh cinta aja nggak pernah. Apalagi pacaran -__- Makanya
tadi aku tanya sama kamu
Gilang : Aku bisa jadi pacar pertamamu kalau aku mau :p
Luna : Apaan sih kamu ini. Malu tau.
Gilang : Jangan dianggap serius loh.
Luna : Udah dulu ya aku mau tidur dulu. Makasih udah temenin aku sms-an. See you
next Time. Wassalamu’alaikum.
Gilang : Iya, Wa’alaikumsalam.
Kejadian malam itu makin
buatku aneh. What Happend with me? Apakah aku jatuh cinta?. Nmaun aku masih
bingung membedakan antara cinta dan
emosi sesaat.
“Ya Allah, aku tahu kini.
Perasaan aneh itu ternyata rasa cinta. Rasa cinta yang digetarkan oleh lawan
jenis. Ya Allah, jangan jadikan cintaku ini padanya melebihi cintaku padamu Ya
Allah. Aku yakin, kau limpahkan banyak cinta kepada hambamu. Dan cinta yang kau
anugerahkan padaku akan dibagi untuknya. Ya Allah, kini aku tahu. Aku cinta
Gilang Pamungkas. Tapi sekarang mungkin cinta yang hanya cinta sebatas teman.”
Keesokan harinya ..
Aku menceritakan soal “CINTA”
itu ke dua sahabatku. Kini mereka mengerti.
“Kenapa nggak kamu tembak aja dia?”
“Tembak katanya. Suka aja itu udah cukup kok
buatku.” Jawabku
“Kamu ini, aneh dari cewek yang lain tau!”
“Aneh? Aneh kenapa?”
“Biasanya kalau cewek suka sama cowok dia pasti
ngejar-ngejar cowok itu sampai jatuh sekalipun. Cewek biasanya ngasih perhatian
‘lebih’ ke cowok sampai cowok itu ngerespon. Tapi kenapa kamu ini nggak kayak
gitu?”
“Memangnya harus begitu ya?” tanyaku aneh.
PLAKK! Sebuah tangan jatuh di bahuku. “Sekarang
aku tanya, kamu suka Gilang karena apa?”
“Enggak tau. Jawabku. Mereka berdua malah tertawa
garing. Lebih tepatnya tertawa mengejek.
“Sekarang kamu aja nggak tau penyebab suka dia.”
“Ingat ya! kalau kamu suka sama seseorang karena
dia mahir melakukan sesuatu, itu bukan cinta, tapi KAGUM. Kalau kamu suka
seseorang karena dia tampan atau cantik, itu bukan cinta, tapi NAFSU. Kalau
kamu suka seseorang karena dia tajir, itu bukan cinta, tapi MATRE. Kalau kamu
suka sama seseorang karena dia orangnya baik sama kamu, itu bukan cinta, tapi
RASA TERIMA KASIH. Tapi, kalau kamu suka seseorang padahal kamu nggak tau
kenapa kamu bisa suka sama orang itu. Itu baru CINTA YANG SESUNGGUHNYA.”
Jelasku panjang lebar plus tinggi ditambah volume dikali dua *nah lho (?)
“Udahlah… hahaha… “ Ucap mereka berdua sambil
berlalu. Dasar ini anak!Bukan karena mencintaimu dengan diam aku akan
menderita. Bukan karena mengagumimu aku akan merana. Namun ketika kuartikan
cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan denganmu, maka itulah penderitaan
yang sesungguhnya.(fikirku)Soal cinta itu? Aku sebenarnya masih bingung antara
cinta dan emosi sesaat. Apalagi ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta.
Bisa di bilang aku masih junior dan aku juga enggan untuk lebih memahaminya.
Karena aku yakin itu tak ada gunanya (menurutku). Aku lebih memilih memendam
rasa cinta itu dan menjadi sahabat karib Gilang. Karena pacaran itu bukan
“gaya” ku dan aku takut nantinya akan tersakiti. Sebenarnya aku tipe cewek yang
lebih memilih masa depan dari pada cinta. Lebih baik aku memendam rasa cinta
dan bodoh soal cinta dari pada nantinya akan tersakiti dan bodoh soal
pengetahuan.