Sering kali definisi roket digunakan untuk
merujuk kepada mesin roket. Pada awal perkembangannya, roket digerakan dari
hasil pembakaran bahan bakar minyak, gas dan oksigen cair. Setelah bahan bakar
roket dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari roket akan menimbulkan ledakan
beruntun kebawah
sehingga mendorong roket ke atas dan roket dapat melaju ke
udara. Roket terbang dengan kecepatan supersonik, yaitu sekitar 300 m/s.
Bahan bakar roket ada dua jenis yaitu bahan
bakar cair dan bahan bakar padat. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair
dan padat sama saja, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas.
Tetapi roket yang berbahan bakar padat mempunyai kelebihan yaitu mampu
menyimpan bahan bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama,
karena bahan bakarnya telah dipadatkan.
Ø Bagian Bagian Pada Roket
Komponen utama roket terdiri dari empat bagian
yaitu; rangka (structure sistem), Beban (payload system), sistem pemandu
(guidance system) dan sistem propulsi (propultion system). (lihat Gambar 2.1)
Gambar 2.1. Bagian Roke
Keterangan gambar :
Ø Solid-full mesin roket memiliki keunggulan penting :
kesederhanaan, biaya rendah dan keamanan. Kelemahan : dorong tidak dapat
dikontrol dan begitu dinyalakan mesin tidak bisa dihentikan atau restart
Ø Combustion chumber, berfungsi sebagai tempat terjadinya
pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
Ø Combustion liners; terdapat didalam combustionn chamber yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Ø Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam
combustion liner
Ø Lynitors (spark plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api
kedalam combustions chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
Ø Transitions fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle.
Ø Cross Fice Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
Prinsip kerja dari roket
berbahan bakar cair dan padat sama, dimana hasil pembakaran menghasilkan gaya
dorong keatas. Kelebihan dari roket berbahan bakar padat mampu menyimpan bahan
bakar dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena telah
dipadatkan, sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.
Ø Prinsip Kerja Roket
Menurut Sutrisno (1986 :
158), “Gerak roket merupakan pemakaian yang menarik dari hukum-hukum
Newton. Roket mengeluarkan pancaran gas
panas dari ekornya, ini adalah gaya aksi pada gas oleh roket. Pancaran gas panas
melakukan gaya pada roket dan menggerakkannya, ini adalah reaksi. Kedua gaya
ini adalah gaya dalam untuk sistem yang terdiri atas roket dan gas. Dari segi
momentum, gas panas mendapat momentum ke arah belakang dan roket mendapat
momentum dalam jumlah yang sama ke arah depan.
Cara kerja sebuah roket
adalah berdasarkan kekekalan momentum. Momentum sebuah roket di tanah adalah
sama dengan nol. Ketika bahan bakar dibakar, gas panas ditembakkan ke bawah dan
badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai
nol. Yang membuat roket
meluncur tanah semburan sebagian masssanya ke arah belakang. Gaya ke depan pada
roket itu tidak lain ialah reaksi terhadap gaya mundur pada bahan yang
menyembur itu, dan makin banyak bahan yang menyembur maka makin banyak
berkurangnya massa roket.
Ø Massa Berubah dan Dorongan Roket
Kekekalan momentum adalah; pada prinsip dorongan
roket. Sebuah roket didorong oleh bahan bakar yang dipancarkan kearah belakang.
Massa roket berkurang secara kontinu sebagai akibat pembakaran bahan. Gaya
kedepan pada roket adalah reaksi dari gaya pada bahan yang dipancarkan.
Dalam hal ini roket bergerak vertikal keatas dan gesekan udara
serta perubahan percepatan gaya gravitasi (g) diabaikan :
Gambar 3.1. Roket Meluncur
Pada gambar diatas (a) menyatakan roket pada saat t ketika
massanya m dan kecepatannya v ke atas. Sedangkan pada gambar (b), menyatakan
roket pada waktu t + dt, dimana kecepatan roket bertambah menjadi v + dv.
Misalkan μ
menyatakan massa yang dipancarkan
persatuan waktu, maka massa bahan yang dipancarkan μ dt, sehingga massa m dan
dalam waktu dt menjadi m- μ dt.
Jika Vr kecepatan roket relatif terhadap bahan bakar
yang dipancarkan dan kecepatan bahan bakar yang dipancarkan adalah V’ (relatif
terhadap bumi),
maka: v’=v-vr................................(1)
Satu-satunya gaya yang bekerja pada roket adalah berat m.g dengan memilih arah keatas positif,
impuls gaya ini dalam waktu dt adalah –mg dt yang sama dengan perubahan
momentum.
Karena momentum mula-mula m.v
momentum akhir adalah (m- μ dt) (v + dv) dan momentum
bahan yang dipancarkan v’ μ dt, maka:
-mg dt=[(m- μ dt) (v+dv) + v’ μ dt]- mv
.............................(2)
Dengan
mensubsitusi v’ dari persamaan (1) dan mengabaikan besaran yang relatif kecil μ dt dv, maka
didapatkan :
m
dv = vr μ dt – mg dt
karena
dm= - μ dt , maka
dv
= - vr -
g dt
setelah
diintegralkan diperoleh:
v=
-vr ln m – gt + C
dengan c adalah konstanta yang dicari dari
syarat batas. Misalnya m0 dan v0 adalah massa dan kecepatan pada waktu t=0,
maka
v0= -vr ln m0
+ C atau C= v0 + vr ln m0
dengan demikian
v = v0-gt + vr ln ....................................(3)
dari persamaan 3 dapat disimpulkan untuk
memperoleh kecepatan v yang tinggi, kecepatan relatif vr dan perbandingan massa
harus besar.
Ø Kesimpulan
Prinsip kerja propulsi roket merupakan
penerapan dari hukum ketiga Newton dan kekekalan momentum. Sebuah roket
mendapatkan sebuah dorongan dengan membakar bahan bakar dan membuang gas yang
lewat belakang
sehingga gaya dorong dari gas ersebut menyebabkan roket terdorong dan meluncur
ke atas. Besarnya gaya dorong yang dikerjakan gas terhadap tempat peluncuran
sama besar dengan gaya dorong gas terhadap roket namun arahnya yang berlawanan
hal ini sesuai dengan hukum Newton III.