Antisemitisme
adalah bentuk kebencian dan prasangka yang ditujukan pada orang yang
beragama Yahudi atau orang-orang keturunan Yahudi.
Sejarah
antisemitisme sudah dimulai sejak jaman kuno, dengan banyak contoh
mengenai penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi bertebaran dalam
sejarah.
Terjadinya ketegangan di Timur Tengah sejak akhir abad
ke-20 akibat pendirian negara Israel, membuat antisemitisme masih
berlangsung hingga kini di mana prasangka dan diskriminasi secara luas
diakui sebagai tidak dapat diterima.
Terdapat berbagai bentuk
antisemitisme. Dalam konteks antisemitisme agama -juga dikenal sebagai
Anti-Yahudi-, orang-orang yang beragama Yahudi diserang karena keyakinan
agama mereka.
Orang Yahudi memiliki posisi kurang menguntungkan
di banyak komunitas karena cenderung menjadi minoritas disertai dengan
keyakinan agama yang dianggap asing oleh mayoritas.
Hal ini
terutama berlaku bagi komunitas Yahudi Ortodoks yang taat, di mana
banyak ekspresi keagamaan begitu terlihat jelas dan termanifestasi dalam
cara berpakaian hingga perilaku yang memicu kecurigaan dan prasangka.
Antisemitisme
juga memiliki asal yang bersifat budaya dengan serangan ditujukan pada
warisan budaya bangsa Yahudi, meskipun mereka sebenarnya juga terdiri
dari beragam etnis berbeda.
Secara
historis, perilaku antisemitisme mewujud dalam berbagai cara. Di
sebagian komunitas, orang-orang Yahudi diisolasi, dipaksa tinggal di
daerah-daerah tertentu, dan dilarang bekerja di bidang-bidang tertentu.
Orang Yahudi juga dianiaya dan diusir secara massal dengan yang paling terkenal adalah peristiwa Holocaust pada saat PD II.
Bahkan
di daerah dimana diskriminasi terhadap orang-orang Yahudi secara
teoritis dilarang, orang Yahudi menghadapi prasangka yang membuatnya
sulit menemukan pekerjaan, rumah, dan posisi di masyarakat.
Sejumlah alasan dilontarkan sebagai landasan kebencian mendalam terhadap orang Yahudi.
Penjelasan yang paling sering adalah bahwa orang Yahudi cenderung dianggap sebagai “orang lain”.
Pengaruh
retorika juga memainkan peran, dengan para pemimpin politik menggunakan
orang-orang Yahudi sebagai sasaran empuk target kebencian untuk
mengalihkan perhatian dari masalah lain yang lebih mendesak.
Dalam
konteks keagamaan juga berkembang keyakinan bahwa orang Yahudi
bertanggung jawab atas kematian Kristus atau orang-orang Yahudi yang
menggunakan darah anak-anak Kristen dalam ritual keagamaan.
Kenyataannya,
Kristus wafat karena merupakan musuh politik negara Romawi dan
orang-orang Yahudi juga sama seperti manusia lain yang tidak akan
menggunakan darah anak-anak untuk ritual agama.
Sumber